MELBOURNE, suaramerdeka.com – Setelah tujuh tahun dan terjungkal lima kali di semifinal, Roger Federer (Swiss) akhirnya kembali ke babak puncak Australia Terbuka 2017. Dengan usia yang akan memasuki 36, Agustus nanti, Federer menjadi pemain tertua nomor tunggal putra yang menjejak final grand slam sejak Ken Rosewall (39) pada AS Terbuka 1974.
Tak mudah bagi mantan petenis nomor satu dunia untuk kembali menyapa publik Melbourne Park, Melbourne dalam babak pamungkas. Dalam enam pertandingan menuju puncak, ia mengalahkan tiga pemain top 10. Tomas Berdych (Ceko), Kei Nishikori (Jepang), dan giliran Stanislas Wawrinka ditumbangkan.
Sempat unggul 2-0 saat meladeni kompatriotnya, di Rod Laver Arena, Kamis (26/1), Federer malah ”melempem”. Hasilnya Wawrinka merebut dua set beruntun untuk memaksakan set kelima. Lewat pengalamannya disokong rekor dominan atas Wawrinka, Federer kembali tampil tenang untuk memenangi set pamungkas. Skor 7-5, 6-3, 1-6, 4-6, 6-3 membawanya melangkah ke final Australia Terbuka, kali pertama sejak juara 2010.
Ironisnya, gelar yang diraihnya tujuh tahun itu menjadi penanda kemunduran karier gilang gemilang The Federer Express. Setelahnya pria Leo tersebut hanya menambah satu gelar grand slam dalam lima kesempatan final dari 25 kali kejuaraan. Rekor yang sama sekali tak mencerminkan kedigdayaan petenis yang meraih 16 gelar grand slam dalam periode 2003-2010.
Pada masa kemuduran itu, Rafael Nadal (Spanyol), dan Novak Djokovic (Serbia) berlari cepat mendekati rekor 17 trofi grand slam Federer. Nadal kini setara dengan legenda AS Pete Sampras dengan 14 trofi, sementara Djokovic memiliki 12 gelar sejajar dengan legenda Australia, Roy Emerson.
Melaju ke final, Federer akan menunggu pemenang antara Nadal melawan Dimitrov (Bulgaria) yang akan bermain hari ini. Bagi publik, tentu potensi pertemuan Federer melawan Nadal lebih ditunggu ketimbang bersua Dimitrov. Federer dan Nadal adalah rival sengit ketika mereka sama-sama berada di periode puncak.
Dengan Dimitrov, Federer unggul mutlak dalam lima pertemuan. Terakhir ia menang pada babak 32 besar Australia Terbuka 2016. Berbeda ketika berhadapan Nadal. Federar tampak inferior di depan pemuda kidal asal Manacor, Mallorca itu.
Dalam 34 pejumpaan, ia hanya 11 kali keluar sebagai pemenang. Bahkan Federer tumbang enam kali dalam tujuh pertemuan terkini. Namun satu-satunya kemenangan itu didapat dalam perjumpaan terakhir dalam final di Basel 2015.
”Kini saya berbiacara akan memainkan final untuk kali pertama (sejak 2010). Bahkan dalam mimpi terliar saya, saya tak pernah berpikir akan sampai sejauh ini. Saya akan mencurahkan semuanya di sini, bahkan jika setelahnya tak dapat berjalan selama lima bulan, itu tak masalah,” ujar Federer sebagaimana dilansir situs resmi turnamen.
(Wahyu Wijayanto / CN26)