
TRABAS: Kegiatan trabas yang berlangsung di salah satu pedesaan di Kecamatan Kaliwungu Kudus belum lama ini. (Ruli Aditio/CN39/SM Network)
KUDUS, suaramerdeka.com – Kegiatan olahraga ekstrem trabas tampaknya masih perlu di agendakan di Kudus, pasalnya setiap tahun penggemar olahraga tersebut bertambah, namun tampaknya sampai saat ini belum ada pihak yang mau menjadi sponsor pendukung kegiatan tersebut. Disisi lain kegiatan ini dinilai bisa menjadi media untuk mencari bibit crosser.
Humas Federasi Olahraga Balap Motor Kudus, M Syafiq kemarin menjelaskan, kegiatan trabas memang perlu diagendakan, selain berolahraga sekaligus mengenal lebih dekat potensi alam di Kudus.
“Kegiatan trabas seringkali melintasi sejumlah wilayah yang masih hijau yang memiliki kekayaan alam yang cukup bagus,” katanya.
Ia menuturkan, medan yang sering digunakan untuk kegiatan trabas diantaranya di wilayah lereng Pegunungan Muria. Ini dikarenakan medannya cukyp kompleks, disisi lain potensi alamnya cukup bagus. “Tidak sekedar trabas namun juga berwisata alam,” ujarnya.
Terkait soal penjaringan crosser di event trabas ini, pihaknya hanya menjelaskan, bahwa ini cukup efektif. Sebab mereka bisa langsung terjun ke lapangan. “Apabila ada pihak sponsor melihatnya, mereka bisa langsung menilainya,” jelasnya.
Beberapa tahun yang lalu ada lahan yang memang dipergunakan untuk berlatih atau sekedar untuk menyalurkan hobi, yaitu di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo dan untuk wilayah perkotaan beberapa waktu lalu juga sempat dibuat latihan yaitu di lapangan Desa Purwosari, Kecamatan Kota namun akhirnya dihentikan karena mengganggu lingkungan sekitar.
“Karakter treknya cukup bagus, itu yang menjadi pertimbangan untuk digunakan latihan,” terangnya.
Setidaknya hal ini bisa menjadikan stimulan bagi crosser muda yang ingin menjadi profesional. “Sehingga kelak bisa membawa nama Kudus ke sejumlah kejuaraan motocross baik tingkat regional maupun internasional,” tandasnya.
(Ruli Aditio/CN39/SM Netowrk)